"Kegagalan bukan akhir segalanya", ibuku sangat fasih untuk mengucapkan kalimat itu. walaupun airmata terus jatuh membasahi pipinya.
Maafkan anakmu ini ibu..
aku gagal untuk membanggakanmu, aku gagal membahagiakanmu.
tapi aku berjanji ibu, aku akan memperbaiki diriku lagi untuk dapat membanggakanmu suatu saat nanti.
Gagal? mungkin lebih tepatnya belum beruntung.
Yaa.. aku belum beruntung untuk menjadi abdi negara, padahal aku sangat mengharapkannya.
sejauh ini hanya itu yang dapat aku harapkan. setelah cobaan bertubi-tubi yang aku alami.
aku hanya berharap dapat membanggakan kedua orang tuaku.
memang apalagi yang bisa aku harapkan dengan ijazah SMK ku.
jujur, untuk sekarang aku sangat frustasi dengan ijazahku, apa yang bisa aku dapatkan dari ini?
selembar kertas yang tertera indah namaku , dan tertulis beberapa angka disana.
Apa mungkin dengan selembar kertas itu aku dapat membuat bangga kedua orang tuaku?
Tuhan...kembalikan kepercayaan diriku, dan beri aku satu kesempatan untuk mengukir senyum bahagia dibibir bapak dan ibu. terlalu banyak duka yang aku berikan untuk kedua orang tuaku, Tuhan.aku hanya ingin membalas kebaikan mereka yang takkan pernah bisa aku hitung.
"Hidup itu layaknya roda yang berputar, kadang diatas dan kadang dibawah. Jika roda itu berhenti, maka kita mati."
aku sangat paham dengan kalimat itu. terasa sangat mudah bagiku untuk mengartikannya.
namun sangat sulit untuk menjalani proses yang ada didalamnya.
yang aku tahu, aku harus sabar menjalani setiap prosesnya, tetap menggenggam segala keyakinan dalam dada, dan terus berdoa kepada Yang Kuasa.
Seseorang berkata kepadaku, " Pelaut Hebat tidak lahir dari laut yang tenang."
dia sangat tahu aku tengah melalui sebuah badai hebat dalam hidupku, cobaan bertubi-tubi itu telah melunturkan sedikit kepercayaanku terhadap diriku sendiri.
aku terlalu muda untuk melewati badai ini, genggaman dan pijakanku bahkan belum terlalu kokoh untuk memegang kendali. apa bisa aku melawati semua ini? ataukan kapalku akan karam, dan aku akan mati sebagai seorang pengecut?
Semua cobaan itu datang menerjamku, aku terlalu lemah untuk menghadapinya. hanya air mata yang dapat sedikit mengobati rasa sakit yang aku rasakan. walaupun tak seorang pun disini melihat airmataku, aku tetap merasa lebih baik setelah dapat meneteskannya.
aku harus terlihat tegar didepan orang lain, terutama keluargaku.
aku tak mau menambah beban mereka dengan memperlihatkan kesedihanku, memperlihatkan getir yang aku alami. aku harus menjadi penguat bagi mereka. karena hanya itu satu-satunya hal yang dapat aku lakukan sekarang. setelah aku mengecewakan mereka dengan hasil pengumuman itu.
aku hanya berkata, "ini bukan masalah yang berarti. ada rencana besar dibalik ini semua. kalian harus mempercayainya. skenario Tuhan sangatlah indah dan tak terduga."
kalimat andalan itu selalu aku ucapkan untuk meyakinkan mereka. bukan perkara mudah untuk memahami kalimat itu. aku pun butuh proses panjang untuk bisa memahami dan menerimanya.
Apa kalian berpikir masalah yang aku hadapi hanya karena gagal jadi abdi negara?
bukaaan... tidak hanya itu yang aku hadapi. terlalu banyak masalah yang datang, tapi tak perlulah aku menceritakan semua.
bukan karena aku terlalu malas untuk menulis, hanya aku tak bisa menterjemahkan satu per satu masalah yang aku hadapi. terlalu rumit untuk mengurainya.
Sekarang, hanya satu kepercayaan yang aku genggam erat. " SELALU ADA PELANGI SETELAH BADAI"
Tuhan..
berikan hamba-Mu ini kekuatan untuk melewati semua....dekaplah aku ketika aku merasa lemah...luruskan jalanku jika memang salah...dan berikan kesabaran tak terhingga ketika aku lelah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar